RS Nurhidayah

Setelah mendapatkan penilaian Akreditasi KARS lulus Paripurna, RS Nur Hidayah Bantul berkomitmen untuk melanjutkan perjalanan menuju RS Syariah oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Perjalanan RS Nur Hidayah untuk menjadi RS Syariah dari DSN-MUI cukup panjang, setelah pada tahun 2015 lalu RS Nur Hidayah bersama RSI Sultan Agung semarang sebagai pilot project dan telah di tetapkan sebagai RS Syariah oleh Majelis Upaya Kesehatan Islam (MUKISI),  pada tanggal yang berurutan (9/6 & 10/6) lalu telah dilakukan penilaian/survey oleh DSN MUI, RSI Sultan Agung mewakili RS Tipe A/B sedangkan RS Nur Hidayah Bantul mewakili RS Tipe C/D.

Alhamdulillah, Hari ini rabu (10/9) DR. Dr Sagiran, Sp.B. (K) KL, M.Kes selaku ketua Yayasan Nur Hidayah di dampingi Ketua Dewan Pengawas Dr. Tri Ermin Fadlina, M.Kes. menerima penyerahan sertifikat RS Syariah di kantor DSN MUI Jakarta, sekaligus  secara resmi RS Nur Hidayah ditetapkan sebagai RS Syariah oleh DSN MUI.

Rumah sakit syariah adalah semua pelayanan yang diberikan mengacu pada standar yang telah ditetapkan DSN MUI yaitu pedoman penyelenggaraan rumah sakit berdasarkan prinsip syariah, pelayanan minimal syariah, indikator mutu wajib syairah, kode etik rumah sakit syariah dan kode etik dokter rumah sakit syariah.  Disisi lain rumah sakit syariah merupakan rumah sakit yang kehadirannya mengkokohkan implementasi maqosid syariah yaitu menjaga agama (hifz aldin), menjaga jiwa (hifz al-nafs), menjaga akal (hifz al-aql), menjaga keturunan (hifs al-nasl) dan menjaga harta (hifz al-mal).

Sertifikasi Rumah  Sakit  Syariah memberikan peluang bagi  rumah sakit  Islam sebagai  diferensiasi (pembeda) pelayanan yang khas menempatkan manusia pada posisi yang sangat tinggi sebagai hamba Allah sekaligus menjadi jalan jihad dalam menegakkan syariah Islam khususnya di pelayanan kesehatan. Tantangan dalam penerapan sertifikasi rumah sakit syariah adalah komitmen dari seluruh stake holder rumah sakit untuk istiqomah mengupayakan standar dalam sertifikasi rumah sakit syariah bukan sekedar memenuhi standar tetapi jauh dari pada itu merupakan panggilan suci untuk beribadah kepada Allah melalui pelayanan kesehatan sekaligus sebagai ladang dakwah, ujar DR. Dr. Sagiran, Sp. B (K) KL, M.Kes. ketua Yayasan Nur Hidayah.

Ketika bertransformasi menjadi RS Syariah, banyak keuntungan yang didapatkan masyarakat dalam hal ini pasien dan kami selaku pemilik rumah sakit dan pengelola, “kita merasa lebih aman bisa melayani karena disitu ada syarat untuk dapurnya harus tersertifikasi halal, pelayanan yang diberikan harus sesusai prinsip syariah dan lainnya, sedangkan bagi masyarakat juga akan semakin aman karena mereka yakin jika berobat InsyaaAllah obat-obatan halal dan makanan yang disajikan juga halal. Ujar Dr. Tri Ermin Fadlina M.Kes.

Sebagai Rumah Sakit Syariah, “Penyediaan makanan dan minuman halal sangat esensial bagi kesehatan siapapun, apalagi bagi pasien yang sedang dalam upaya penyembuhan. Allah Sang Maha Penyembuh, Rumah Sakit telah dipercaya oleh pasien untuk ikhtiar mencari kesembuhan, maka memilih  yang halal menjadi bagian dari tanggungjawab dan wujud ketaatan kepada-Nya”, dan inilah salah satu komitmen rumah sakit untuk mewujudkan dan mengembangkan rumah sakit berbasis syariah. Saat ini RS Nur Hidayah telah tersertifikasi DAPUR HALAL oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) Yogyakarta dengan nomor 12340001330517 pada Juni 2017 lalu.

Harapan pengurus untuk menjaga “safety dunia akhirat” bagi pasien, karyawan dan seluruh stake holder, RS Nur Hidayah sebagai salah satu pelayanan kesehatan di Kabupaten bantul Yogyakarta terus mengupayakan memberikan pelayanan yang optimal, dan menjalankan regulasi baik dari sisi syariah maupun pemerintah. Ujar dr. Arrus Ferry, Direktur RS Nur Hidayah.